Senin, 06 Februari 2012

PEMADATAN TANAH UNTUK PROYEK KONSTRUKSI

Mengapa dalam berbagai proyek konstruksi, misalnya proyek bendungan atau pembangunan gedung besar, atau pondasi rumah, sering kita jumpai adanya pemadatan tanah? Sebenarnya pemadatan tadi tujuannya untuk meningkatkan stabilitas tanah dan memperbaiki sifat- sifat fisis untuk tujuan teknisnya. Sifat teknis tanah timbunan memang amat penting diperhatikan. Prosedur pelaksanaan penanganan tanah di lapangan pada umumnya, adalah sebagai berikut:
· Penelitian di laboratorium dilangsungkan pada sampel tanah yang diambil dari lokasi pengambilan bahan timbunan), untuk ditentukan sifat-sifat mana yang akan kita terapkan dalam perencanaan. Sesudah bangunan dan tanah (pondasi, bendungan, tanggul, jalan raya, dan sebagainya) direncanakan, spesifikasi pun dirancang. Setelah itu pengujian untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk pengontrolan proyek.
· Terdapat dua golongan spesifikasi dalam suatu pekerjaan tanah antara lain:

(1) Spesifikasi hasil akhir dan pemadatan: dimana untuk kategori pertama ini, kepadatan relatif atau persen kepadatan tertentu dispesifikasikan (kepadatan relatif adalah nilai banding dan berat volume kering di lapangan dengan berat volume kering maksimum di laboratorium menurut percobaan standar, seperti percobaan standar Proctor atau modifikasi Proctor). Dalam spesifikasi hasil akhir (banyak digunakan pada proyek-proyek jalan raya dan pondasi bangunan), sepanjang kontraktor mampu mencapai spesifikasi kepadatan relatifnya, alat maupun cara apa saja yang akan digunakan, diizinkan.

(2) Spesifikasi untuk cara pemadatan : Untuk kategori kedua ini, berbagai macam bobot mesin pemadat, jumlah lintasan, juga ketebalan tiap lapisan ditentukan terlebih dahulu. Setelah itu ditentukan ukuran butiran maksimum dari bahan timbunan. Spesifikasi seperti ini kerap digunakan dalam proyek pekerjaan tanah yang besar, seperti bendungan tanah, dinding penahan, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar