Jumat, 06 April 2012

STABILISASI TANAH-SEMEN DAN GAMPING -ABU-BATUBARA

Tanah-semen (soil-cement) dan gamping-abu-batubara (lime-fly ash atau LFA) sangat biasa dipakai dalam stabilisasi tanah. Prosedur-prosedur laboratorium ditentukan oleh ASTM, AASHTO, PCA (1959), dan untuk LFA pada publikasi U.S. Department of Transportation (DOT, 1976). Prosedur-prosedur stabiisasi mi dipakai di seluruh dunia dengan modifikasimodifikasi tertentu yang disesuaikan dengan keadaan cuaca dan tanah setempat.
Pada dasarnya, kriteria stabilisasi lapangan untuk kerapatan dan persentase campuran (semen, gamping, abu-batubara, dan sebagainya) yang didasarkan pada berat kering tanah ditetapkan di laboratorium dengan atau sebagai berikut:
1. Tentukan kurva pemadatan standar untuk referensi.
2. Campurkan beberapa contoh padat dengan persentase campuran yang mungkin. Persentase campuran tersebut biasanya berada dalam batas-batas sebagai berikut:
3. Semen: 3 sampai 12 persen untuk tanahA-1 sampaiA-4. 8 sampai 16 untuk tanahA-4 sampaiA-7.
4. LFA: 12 sampai 30 persen dengan persentase yang lebih besar untuk tanah yang lebih buruk.

4. Buat kurva-kurva pemadatan untuk beberapa persentase campuran dan dapatkan:

5. OMC

6. Persentase optimum dan campuran yang didasarkan pada berat isi kering maksimum yang diperoleh dengan menggunakan beberapa persentase tadi.

5. Siapkan beberapa contoh tambahan pada salah satu atau lebth dan persentase campuran yang dipilth, dan dengan memakai OMC yang bersesuaian dengannya, padatkan contoh-contoh itu untuk mendapatkan kerapatan kering maksimum yang sebelumnya telah ditentukan.

6. Uji contoh-contoh mi terhadap keadaan beku-air (daya tahan), kekuatan, dan sebagainya. Persentase campuran yang menghasilkan mutu terbaik scara keseluruhan dapat dipakai untuk spesifikasi pekerjaan.

Uji kekuatan dapat dilakukan langsung terhadap contoh tanah yang dikeluarkan dan cetakan pemadatan standar dan disimpan atau dibasahi (umumnya selama 2,7, dan 28 han). Karena rasio L/d mendekati 1 untuk cetakan pemadatan, beberapa organisasi memadatkan contoh tanah di dalam cetakan yang lebth kecil dengan kedalaman yang lebth besar untuk mendapatkan rasio L/d yang lebih besar. Kekuatan relatif biasanya cukup memenuhi persyaratan, sehingga contoh yang dipadatkan di dalam cetakan mi akan cukup sesual untuk sebagian besar tanah dasar perkerasan jalan.
Apabila abu-batubara digunakan dengan gamping (atau semen), biasanya rasionya dipertahankan konstan, sebagai contoh, campuran LFA 30 persen dengan 1 bagian gamping terhadap 3 bagian abu-batubara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar