Jumat, 16 November 2012

ALAT PEMROSES BETON & ASPAL




A.   Alat Pemroses Beton
Beton merupakan campuran dari semen, agregat dan air. Campuran semen dan air disebut pasta.
Agregat yang digunakan secara umum untuk membuat beton adalah agregat halus dan agregat kasar. Campuran beton yang normal mengandung ¾ bagian agregat dan ¼ bagian pasta berdasarkan volume dengan rasio air-semen berkisar antara 0,4 – 0,7 berdasarkan berat.
Pekerjaan dalam pembuatan beton meliputi pengukuran berat setiap komponen beton, pencampuran bahan beton, pemindahan campuran beton, penempatan, konsolidasi, dan pengeringan. Sedangkan peralatan yang biasa dipakai dalam proses pembuatan beton sampai beton tersebut ditempatkan antara lain peralatan pencampur beton (concrete batching and mixing), peralatan pemindahan campuran beton, dan peralatan pengecoran.
1.    Pencampuran Beton
Agregat pada batching plant diletakan pada staple material atau storage bin.  empat bagian yaitu butir kasar (split), butir menengah, butir halus dan pasir. Sedangkan semen diletakan pada suatu tabung disebut cement silo. Tabung ini tertutup rapat sehingga semen dalam keadaan tetap kering. Proses yang dilakukan dalam batching plant dapat secara manual, semi otomatis atau otomatis. Kapasitas dari batching plant biasanya tiga kali lebih besar dari kapasitas mixing plant.
2.    Pemindahan Beton
Yang termasuk alat pengangkut beton adalah truck mixer, truck agitator, conveyor, pompa dan crane yang dilengkapi dengan bucket.
Pada saat beton tiba diproyek, beton tersebut docor kedalam cetakan. Untuk memudahkan pengecoran salah satunya dengan menggunakan pompa. Beton disalurkan kedalam cetakan dengan menggunakan pipa. Pipa ini dapat diletakan secara horizontal, vertical dan miring.
3.    Pengecoran Beton
Setelah beton plastis dituangkan kedalam cetakan baik dengan menggunakan bucket maupun pipa, beton tersebut kemudian dikonsolidasikan dan diratakan. Cetakan harus bersih, disangga dengan baik dan kuat dan cetakan dilapisi semacam minyak untuk mencegah beton cepat mongering.
4.    Perkerasan Beton
Perkerasan jalan yang menggunakan beton disebut perkerasan kaku (rigid pavement). Alat yang digunakan dalam pelaksanaan pengecoran beton untuk perkerasan antara lain Paving mixer, Concrete spreader, Tranveerse concrete finisher, Automatic curing machine, dan Slipform paver.
5.    Produktivitas Mixer
Untuk mendapatkan kekuatan beton yang didiinginkan maka yang pertama dilakukan adalah menghitung volume masing-masing campuran bahan beton. Hasil dari penghitungan tersebut disebut dengan mix design.

B.   Alat Pemroses Aspal
Aspal sebagian besar digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Jenis perkerasan yang mengunakan aspal disebut perkerasan lentur. Perkerasan aspal merupakan campuran dari aspal dan agregat (mix asphalt). Fungsi dari aspal pada campuran aspal adalah sebagai pengikat antar agregat, aspal yang masih padat disebut aspal cement. Campuran aspal agar kuat dan sesuai dengan yang diinginkan maka harus dihitung berdasarkan mix design, yaitu antara lain :
1). Stabil
2). Tidal menyebabkan selip
3). Tahan lama
4). Tidak mengalami kelelahan bahan
5). Kedap air
6). Mudah dikerjakan
7). Fleksibel

Alat-alat berat yang berhubungan dengan pekerjaan pengaspalan adalah sebagai berikut :
1.   Asphalt Plant
Merupakan tempat tempat campuran aspal diaduk, dipanaskan dan dicampur. Ada dua macam asphalt plant yang sering digunakan yaitu drum mix plant dan batch plant.
a.Batch Plant
Ada beberapa komponen dari batch plant, yaitu sebagai berikut :
1). Cold feed system atau cold bin
2). Screen (saringan)
3). Drum dryer (drum pengering)
4). Hot bin (penampungan)
5). Hot elevator (elevator)
6). Pugmil mixer
b. Drum Mix Plant 
Setiap jenis agregat diukur beratnya pada cold feed system maka agregat tersebut dialirkan kedrum mixer yang berotasi secara vertical.
c.Tempat Penyimpanan Aspal
Aspal yang digunakan untuk membuat campuran temperaturnya berkisar 1500 C.
d.Silo
Silo adalah silinder vertical yang digunakan sebagai tempat penyimpanan camuran aspal hasil dari mixer.
2.   Alat Untuk Perkerasan
Pada saat membuat perkerasan dengan aspal, alat yang dibutuhkan berbeda dengan pembuatan perkerasan beton. Selain truck alat yang digunakan untuk perkerasan aspal adalah :
a). Asphalt distributor(distributor aspal)
b). Asphalt paver atau asphalt finisher
c). compactor (pemadat)







Kamis, 08 November 2012

Clayperon Method


Cara Claperon dikenal juga sebagai putaran sudut, oleh sebab dihitung berdasarkan atas besarnya putaran sudut.  Conjugate-beam Method, adalah salah metode untuk menentukan besarnya putaran sudut dan lendutan pada balok dan portal. Prinsip-prinsip metode ini adalah sebagai berikut.
”bidang momen yang terjadi pada real Beam (balok yang sebenarnya) dibagi   dengan faktor kekakuan dari balok (EI), diperlakukan sebagai beban pada Conjugate Beam/balok fiktif”.
Untuk mengetahui besarnya deformasi yang terjadi pada Real beam, dapat diikuti ketentuan sebagai berikut ini.
  1. PUTARAN SUDUT yang dibentuk oleh garis singgung  pada suatu titik dari Real Beam yang berdeformasi terhadap sumbu balok semula, besarnya sama dengan GAYA LINTANG yang terjadi pada titik/penampang yang sama dari Conjugate Beam.
  2. LENDUTAN/DISPLACEMENT yang terjadi pada suatu titik dari Real Beam yang berdeformasi terhadap posisi semula, besarnya sama dengan MOMEN LENTUR yang terjadi pada titik/penampang yang sama dari Conjugate Beam.
Dengan mengingat ketentuan (1) dan (2) tersebut diatas, maka di dalam perhitungan besar dan arah deformasi yang terjadi pada Real beam, kita harus merubah macam perletakan atau sambungan konstruksi Real Beam menjadi konstruksi Conjugate Beam dengan memperhatikan sifat-sifat dari perletakannya